PERSAMI
SMPN 2 CIBUBUR
Itulah undangan yang kami tempel di mading sekolah setelah sholat jumat.
Kebetulan saya panitia sob. Dan kebetulan juga besok acaranya.
“Kak Rio, info pendaftaran regu dimana?” Tanya silvia adik kelas.
“oh, sama kakak aja daftarnya vi. Kok terlambat daftarnya?” Jawabku.
“Maaf kak” jawabnya.
Memang hari ini pendaftaran akhir
Kenalin dulu dah, nama saya Rio Tri Wicaksana . Biasa di panggil Rio. Saya
murid SMPN 2 Cibubur. Saya sudah kelas 9, tapi saya masih saja sibuk dengan
eskul favorit saya, PRAMUKA.
Jam menunjukan pukul 2 siang. Waktunya kita persiapkan tenda buat persami
di sekretariat PRAMUKA. Tiba-tiba....
Hp saya berbunyi, terlihat ibu saya menelpon, langsung saya angkat.
“Assalamualaikum.” Salam Ibu.
“Wa’alaikumsalam, ada apa mah?” Jawab saya.
“dek udah pulang belom?” Tanya ibu.
“Entar dulu mah, aku lagi ada pramuka.” Jawabku agak kesal.
“oh, cepetan pulang yaaa..” Ibuku
“iya buu..” Jawabku
Kulihat jam di hapeku menunjukan pukul 4 sore.
“aduh, udah jam 4 nih. Pulang dulu dah.” Dalam hatiku.
Setelah sampai dirumah, aku langsung mandi. BRRRRRRRRR..... Dingin juga yah.
Langsung aja ganti baju jersey Perancis kesukaanku.
Gak kerasa, waktu sudah mau jam 6 sore. Langsung GO ke masjid deket rumah.
Masjid AR-RAHMAN.
Selesai solat, langsung saja kusantap ikan gurame yang ada di atas meja.
Hmmm.. Yummy.... Ditambah es teh anget. Lah??? Es kok anget??? Hahaha.. Becanda
doang.
Terdengar didepan ada yang memanggil.
“Tolong, ibu siti! Ibu siti!” tetanggaku.
Spontan ibuku langsung menuju kedepan rumah.
Kebetulan nama tetangga sebelah dengan ibuku hampir sama. Ibuku siti nur
cahyani, tetanggaku siti nur cahya. Gak pake “ni”. Ibuku panggilanya bu siti,
sedangkan tetanggaku bu hardi (nama suaminya).
Ternyata kaki bu hardi tak sengaja terkena kawat pagar rumahku. Maka, ibuku
langsung membawanya ke rumah sakit.
Akhirnya aku dirumah sendirian, ayahku sedang ke luar kota. Aku tidak punya
kakak, ataupun adik. Hanya ada si joni, kucing kesayanganku.
Baju Pramuka, atributnya, makanan, obat-obatan pribadi, dkk sedang ku
persiapkan untuk persami esok. Ini merupakan acara Persami pertama di sekolah
ku.
Jam 09.00, WAKTUNYA TIDUR!!!!!!!!!!!! Saya harus jaga tidur saya, biar pas
persami gak sakit. ALAMAK lupa aku kalo gak ada siapa-siapa di rumah selain gue
sama joni. Yaudah deh, sms emak aye dulu (Maklum keturunan betawi).
“mak, kapan pulang? Kok lama sih?” Sedikit sewot.
“sabar nak, ibu lagi pulang dari rumah sakit.” Jawab ibuku yang sabar.
Akhirnya aku langsung tidur, dan ku kunci pintu, aku lupa kalo ibuku juga
punya kunci rumah. Besok aku harus bangun jam 4. Dan langsung pergi ke sekolah,
walaupun bumi perkemahan gak jauh dari sekolah, saya harus nyampai duluan. Buat
nyiapin segalanya disana, karena saya panitia gan.
Zzzzzzzzzzzz... (ceritanya lagi tidur)
Hoaampp.. Kulihat jam masih menunjukan pukul jam 1 pagi. Akhirnya
kuputuskan untuk tidur lagi.
KRING... KRING... KRING... Ternyata bunyi telepon rumah itu membuat ku
bangun.
“haaalooo..” Salamku dengan nada NGANTUK.
“Eh rio, udah jam berapa?” Suara kak Sandi, alumni sekolahku.
Kulihat jam...
HAH!! JAM 4 KURANG 15!!!
JEBAR JEBUR JEBAR JEBUR... Langsung aja mandi buru-buru...
Untungnya sekolahku gak jauh amat.
Tanpa pamit ke ibu gue, langsung aja ke sekolah.
Nit..Nit..
“Kok gak pamit dek?” Ibuku sms
“maap mak, tadi kesiangan. Yaudah mak. Cuaph cuaph muah muah!” Jawabku yang
agak aneh.
Pas nyampe di sekolah, ternyata ditinggalin temen. Lansung aja ke BUPER
(bumi perkemahan). Ternyata udah pada siap apel upacara.
Bassbessbassbesssss.. Langsung taruh barang di tenda panitia.
“cepetan apel gih!” Kata kak Sandi.
Apel itu bukan pacaran, tapi upacara. UPACARA, BUKAN UPACARAN
Kebetulan dapet jadi petugas upacara. Pembaca Doa, dari sd sampai smp emang
di percaya jadi pembaca doa.
“bismillahirrahmannirrahim... Yaa Robbana lakal hamdu.........dst.”
Selesai upacara, saatnya mau beres-beres lagi. Ternyata gara-gara
kesiangan, lupa bawa charger!
“Eka, punya charger nokia gak?” Tanyaku
“Punya.” Jawabnya singkat.
“minjem dong! Lupa bawa.” Jawabku
“Chargeran punya. Tapi ada di rumah. Hehehehe.” Jawabnya cengengesan.
“beuuhhh.. Dasar jenggot kucing!” Ledekanku
“eh.. Dasar ketek kuda!” Balasnya
Eka, nama lengkapnya Eka Prasetyo. Nama Facebooknya “ecka c’lallu ghallauw”
emang agak “alay” orangnya. Tapi dia baik kok. Kita udah sering banget becanda,
ketawa, wah pokoknya asik deh.
Matahari tepat ada diatas kita, alias jam 12 siang. Waktunya kita adakan
lomba SMS, alias Sandi Morse Semaphore. Di smp kita, kelas 7nya dibebasin milih
regunya. Sedangkan kalo regu inti itu; Elang, Mawar.
Kelas 7 mempunyai 40 regu. Tiap regu di ajar dua kakak kelas.
Kebetulan, gua sama Eka kedapetan ngawas regu KALAJENGKING. Wah, kita
langsung ketantang buat ngalahin regu lain di persami.
Pas lomba SMS, Kita hanya pasrah. Karena pada bidang sandi dan semaphore
kita masih ragu banget!
Lomba selanjutnya, lomba kecerdasan (MIPA, TIK, ING, dan APROKSIMASI). Regu
Kalajengking yakin banget TIK sama APROKSIMASI menang.
Selanjutnya, lomba Keterampilan dan ketangkasan (LKBBT, Pioneering, Maket,
evakuasi korban) .
Lomba terakhir, lomba terkahir ini yang tanding bukan kelas 7, tapi
kakak-kakak yang ngajarnya. Lombanya adalah LEADERSHIP. Wah, terjadi perdebatan
antara kita dan kakak yang lain.
Hari semakin sore. Pukul 4 kita ber OUTBOUND ria! Wauuu!!! Seru banget,
tapi pas outbound mau selesai, hujan turun. SAATNYA BERAKSI!! Kebetulan saya
ngurus bidang kesehatan. Siapa tau ada yang sakit.
Hujan hanya turun 10 menit. Tetapi tenda panitia kami cukup basah juga.
Saatnya rapih-rapih tenda.
Tanpa disangka-sangka, panitia membuat lomba dadakan! Yaitu lomba Yel-Yel.
Wah makin semanagat aja nih.
Giliran regu kami meneriakan yel-yel andalan kami. “HUMBA-HUMBA SAH” . Yel-yel
itu kita ambil dari yel TNI. Tapi nadanya semangat banget. Spontan penonton bertepuk
tangan. Dan berteriak “lagi!!lagi!!lagi!!.”
Malam semakin dingin saja. Akhirnya kami membuat Api unggun di pusat BUPER.
Adik-adik kelas 7 pun, ikut menghangatkan diri.
“Rio, enaknya makan mie nih!” Usul Eka
“yaudah yuk bikin! Lu bikin tungkunya dulu, gue nyiapin bahan masakanya!” Jawabku
“SIP BOSS!!!” Jawabnya.
Hmmmm... Sluurppp... Bunyi mie yang baru saja ku telan. Gleekkkk... Bunyi kuah
yang masuk ke tenggorokan yang enak. Mau?? Bikin sendiri dong, hehehehe....
Ternyata udah jam 11 malem, Badan pegel, mata ngantuk. Tidur ahhhhh...
Saat malam aku bermimpi......
Saya pulang dari persami.
Tiba-tiba di jalan rumah saya banyak bendera kuning. Ter tulis “SITI NUR
CAHYANI”. Yaa.. Itu nama ibuku. Ibuku
yang selama ini sabar menjagaku. Tak pernah marah dengan kata-kata kasarku... Saat
ku masuk kerumahku, aku melihat ibuku di bungkus kain kafan. Banyak orang
membaca buku yasin. Akupun tidak yakin kalau itu ibuku. Saat ku dekati. Kubuka
tutupan mukanya. Ternyata benar, itu ibuku, yang selalu ku bentak. Ibuku hilang
begitu saja.....
Akupun langsung terbangun dari tidurku. Kulihat jam, masih pukul 4 pagi.
Aku masih terbayang dengan mimpiku ini. Apakah ini PERTANDA?
Hatiku tak tenang dengan mimpi semalam. Aku punya firasat buruk. Aku
langsung mandi. Dilanjutkan dengan sholat subuh. Aku baru tersadar, aku lupa
baca doa tidur.
Aku berfikir. Selama ini, aku hanya mengecewakan ibuku. Ibuku. Ibuku.
Saat upacara, di umukan pemenang, Regu ajaran ku memenangkan juara umum.
Tetapi aku masih tidak tenang. Eka pun bingung melihatku, ia bertanya
“kenapa lu?” Tanya eka
“gua ada firasat gak enak eka.” Jawabku
“maksudnya?” Tanyanya lagi.
“pokoknya sesuatu” jawabku
Upacara selesai, tanpa mengikuti acara selanjutnya, aku pun meminta izin
untuk pulang. Akhirnya dibolehkan Kak Sandi, selaku ketua panitia persami.
Jalan demi jalan ku lewati.
Entah ada suatu perasaan buruk.
Ternyata mimpi itu nyata.
Ada bendera kuning dimana-mana.
Tertulis “Ibu Siti Nur”. Tetesan air mata pun keluar. Ku berjalan semakin
dekat dengan rumahku, semakin nyata mimpi tersebut. Semakin dekat, tanda
bendera kuning makin menyala. Terdapat sebuah tenda disana.
Kakiku tak kuat lagi berjalan, tiba-tiba kulihat ada pak Roni (pak RT)
Sang ketua RT bertanya “ada apa
Rio?kok Rio nangis?”
“Dimana mama saya? Mama gak kenapa-napa kan?” tanyaku kembali
“ mama? Emangnya ada apa dengan ibumu? “ jawab pak Roni
“mama meninggal” jawabku
“mamamu meninggal? Yang meninggal itu ibu Hardi, bukan mamamu.” Jawab pak
Roni.
“mama ada di mana sekarang?” Tanyaku
“mama ada di teras rumah bapak hardi.” Jawabnya.
Tanpa berfikir panjang. Langsung aku menuju ibuku. Ibuku yang selama ini ku
caci maki. Langsung ku peluk erat tubuhnya. Ibuku bingung dengan apa yang
terjadi denganku. Aku langsung meminta
maaf kepadanya, dengan air mata yang bercucuran. Akupun menyadari selama ini
aku telah berdosa.
Ternya bendera kuning yang tertulis “Ibu Siti Nur” itu ditujukan untuk Ibu
Siti Nur Cahya alias Ibu Hardi. Kawat pagar rumahku yang mengenai kaki bu
hardi, menyebabkan ia terkena tetanus.
Penulis ; Ahmad
Rifky Farhan
hahah mayan mayaan.
BalasHapus